Berita

Buletin SKDR Minggu Epidemiologi ke-40 Tahun 2025 Puskesmas Kratonan - Kota Surakarta

Buletin SKDR Pekan ke-40 — Puskesmas Kratonan Kota Surakarta

"Tetap Waspada, ISPA Masih Mendominasi Kasus di Pekan ke-40"

Pada Minggu Epidemiologi ke-40 Tahun 2025, Puskesmas Kratonan kembali melaporkan hasil pemantauan mingguan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR). Laporan ini mencatat lima penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) yang masih menjadi perhatian utama di wilayah kerja, yaitu ISPA, Diare Akut, Pneumonia, Demam Tifoid, dan Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD).

📊 Gambaran Umum Pekan ke-40

Selama pekan ini, total 1.148 kunjungan pasien tercatat di Puskesmas Kratonan dengan kelengkapan dan ketepatan pelaporan mencapai 100%, menunjukkan konsistensi dan komitmen tinggi tim surveilans dalam mendeteksi dini potensi KLB.

Dari hasil pemantauan, muncul dua alert penting — yaitu pada kasus Demam Tifoid dan HFMD — yang telah diverifikasi dan ditindaklanjuti oleh petugas surveilans.

Penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) tetap menjadi kasus terbanyak selama tiga pekan berturut-turut, menunjukkan transmisi komunitas yang masih aktif.

Sementara Demam Tifoid mengalami kenaikan dari 3 kasus pada pekan sebelumnya menjadi 4 kasus pada pekan ini, dengan hasil laboratorium seluruh pasien positif tifoid.

Diare Akut tercatat 2 kasus di RW 6 Kratonan, menunjukkan kemungkinan keterkaitan dengan kualitas air dan sanitasi lingkungan.

Kasus Pneumonia muncul sebagai pasien baru di wilayah RW 6 yang sebelumnya juga terdapat kasus ISPA, menandakan perburukan kondisi akibat keterlambatan pengobatan.

Sementara itu, HFMD (penyakit tangan, kaki, dan mulut) ditemukan satu kasus di RW 1 dan menimbulkan kewaspadaan mengingat potensi penyebaran cepat di lingkungan sekolah dan PAUD.

🔍 Analisis Epidemiologi dan Persebaran Kasus

Diare Akut (RW 6 Kratonan)

Kasus kemungkinan besar dipicu oleh kebersihan air dan sanitasi rumah tangga yang kurang baik. Edukasi PHBS dan pengawasan sumber air sangat diperlukan untuk mencegah peningkatan kasus.

Demam Tifoid (RW 1 & RW 2 Kratonan, RW 2 Danukusuman)

Penularan diperkirakan terjadi melalui makanan atau air yang terkontaminasi. Wilayah padat dengan aktivitas kuliner tinggi menjadi faktor risiko. Kasus ini menunjukkan pola common source yang perlu diselidiki lebih lanjut.

ISPA (RW 3 & RW 5 Joyontakan, RW 8 & RW 15 Danukusuman)

Sebaran kasus tinggi di beberapa RW menandakan transmisi komunitas aktif. Faktor risiko meliputi ventilasi buruk, perilaku etika batuk rendah, dan kepadatan hunian tinggi.

Pneumonia (RW 6 Kratonan)

Kasus ini muncul sebagai perburukan dari ISPA yang tidak tertangani dini. Diperlukan pemantauan ketat terhadap balita dan lansia serta edukasi keluarga untuk mengenali tanda bahaya.

HFMD (RW 1 Kratonan)

Kasus pertama pada anak usia balita di lingkungan padat menuntut kewaspadaan di PAUD/TK. Pengawasan ketat dan pembersihan lingkungan sekolah menjadi prioritas utama.

💡 Rekomendasi Tindak Lanjut

Untuk mencegah peningkatan kasus dan menjaga status kewaspadaan, Puskesmas Kratonan merekomendasikan beberapa langkah strategis:

ISPA dan Pneumonia:

Lakukan Active Case Finding di RW prioritas, distribusi masker di sekolah, serta edukasi etika batuk dan ventilasi sehat.

Demam Tifoid dan Diare Akut:

Kampanyekan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), konsumsi air matang, serta pemeriksaan sumber air dan warung makan di RW terdampak.

HFMD:

Pantau anak-anak di PAUD yang kontak dengan pasien, lakukan desinfeksi ruang kelas, dan edukasi orang tua untuk mencegah penularan ulang.

📢 Penutup

Melalui SKDR, Puskesmas Kratonan terus berupaya memperkuat deteksi dini dan respon cepat terhadap penyakit menular di masyarakat. Masyarakat diimbau untuk menerapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), khususnya dalam menjaga kebersihan lingkungan dan perilaku sehari-hari, guna menekan risiko penyebaran penyakit menular di wilayah Kratonan.


📥 Unduh Buletin SKDR Pekan ke-40 di sini:

👉 bit.ly/BuletinSKDRKratonan

Berita Lainnya