Berita

Buletin SKDR Minggu Epidemiologi ke-39 Tahun 2025 Puskesmas Kratonan - Kota Surakarta

Laporan SKDR Pekan ke-39 Tahun 2025


Puskesmas Kratonan, Kota Surakarta


Puskesmas Kratonan kembali merilis laporan mingguan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) untuk Pekan ke-39 tahun 2025. Laporan ini berfungsi sebagai upaya deteksi dini terhadap penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) serta sebagai bahan evaluasi kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kratonan.


Gambaran Umum


Pada pekan ini, tercatat 1.131 kunjungan pasien ke Puskesmas Kratonan. Dari jumlah tersebut, beberapa penyakit dominan terpantau, antara lain:


Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA): 215 kasus


Diare Akut: 3 kasus


Disentri: 2 kasus


Suspek Demam Tifoid: 3 kasus


Pneumonia: 2 kasus


Angka ini menunjukkan bahwa ISPA masih menjadi masalah kesehatan utama dengan sebaran kasus cukup tinggi di beberapa kelurahan, sementara penyakit saluran cerna seperti diare, disentri, dan tifoid masih terus muncul meskipun dalam jumlah yang lebih kecil.


Analisis Penyakit dan Lokasi


ISPA

ISPA menjadi penyakit dengan jumlah tertinggi, mencapai 215 kasus. Distribusi terbanyak tercatat di Kelurahan Joyontakan RW 3 dan 6, serta Danukusuman RW 8, 10, dan 15. Faktor kepadatan penduduk dan mobilitas warga diduga turut memengaruhi tingginya penyebaran kasus ISPA di wilayah ini.


Diare Akut dan Disentri

Kasus diare akut berjumlah 3, sedangkan disentri tercatat 2 kasus. Sebaran kasus terutama ditemukan di Joyontakan dan Danukusuman. Penyakit ini berhubungan erat dengan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), terutama kebersihan air dan makanan. Alert untuk kasus disentri sudah diverifikasi oleh petugas surveilans dan tengah ditindaklanjuti.


Suspek Demam Tifoid

Tercatat 3 kasus suspek tifoid pada pekan ini, dengan distribusi di Kelurahan Kratonan RW 2 dan Joyontakan RW 6. Tifoid juga erat kaitannya dengan sanitasi lingkungan serta kebiasaan mencuci tangan.


Pneumonia

Sebanyak 2 kasus pneumonia ditemukan, salah satunya merupakan pasien lama dari Danukusuman, sementara satu kasus baru berasal dari Joyontakan RW 3. Pneumonia pada balita memerlukan kewaspadaan tinggi karena berpotensi menyebabkan komplikasi serius.


Tren Tiga Pekan Terakhir


Jika dibandingkan dengan Pekan ke-37 dan 38, kasus ISPA relatif stabil tinggi di atas 200 kasus. Sementara itu, kasus penyakit saluran cerna (diare, disentri, dan tifoid) fluktuatif namun tetap muncul setiap pekan. Hal ini menandakan bahwa dua kelompok penyakit tersebut masih menjadi beban kesehatan utama di wilayah Kratonan dan sekitarnya.


Rekomendasi


Berdasarkan hasil pemantauan, Puskesmas Kratonan merekomendasikan:


Penguatan PHBS di rumah tangga dan masyarakat, terutama mencuci tangan pakai sabun, mengonsumsi air bersih, dan menjaga kebersihan makanan.


Edukasi kesehatan di RW dengan kasus tinggi, khususnya Joyontakan RW 3 & 6 serta Danukusuman RW 8, 10, dan 15, melalui kader kesehatan dan posyandu.


Peningkatan pemantauan kelompok rentan (balita, lansia, dan penderita penyakit kronis) untuk mencegah komplikasi pneumonia maupun diare berat.


📌 Kesimpulan

Pekan ke-39 menegaskan bahwa ISPA masih mendominasi kasus penyakit di wilayah kerja Puskesmas Kratonan, sementara penyakit saluran cerna (diare, disentri, dan tifoid) tetap perlu diwaspadai karena berhubungan erat dengan perilaku hidup bersih dan sanitasi lingkungan.


Puskesmas Kratonan mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama menjaga kesehatan keluarga dengan menerapkan PHBS, menjaga lingkungan tetap bersih, serta segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan bila mengalami gejala penyakit menular.


📥 Buletin lengkap dapat diunduh melalui tautan berikut: https://bit.ly/BuletinSKDRKratonan

Berita Lainnya